daun

Minggu, 10 April 2011



MAKALAH
PENEMUAN SINAR X


Dosen pembimbing:
Dr.Ir.H.Bambang I



Disusun Oleh :
Shoimatul Hidayati (7210057)



PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL’ ULUM
JOMBANG 2011/2012





KATA PENGANTAR

Bissmillahirrohmanirrohim......
                Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas Rahmat, Taufiq serta hidayah-Nya. Sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul  “penemuan sinar X”  ini bisa diselesaikan dengan tepat waktu.
                Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangaan. Namun berkat bantuan, bimbingan arahan serta dorongan dari berbagai pihak maka makalah ini bisa ditulis dengan baik dan lancar.  Meskipun masih jauh dari sempurna.
                Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal perbuatannya dari Allah SWT. Amin yarobbal alamin.......
Wassalammualaikum.............wr.wb.







DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR  ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1   latar belakang...................................................................................................................................1
1.2   rumusan masalah......................................................................................................................1
1.3   tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................................4
3.1 proses terjadinya sinar X...................................................................................................................4
3.2 perangkat pesawat sinar X..............................................................................................................7
3.3 sinar X dalam bidang kesehatan (bidan)......................................................................................7
BAB IV PENUTUP............................................................................................................................9
4.1 kesimpulan........................................................................................................................................9
4.2 saran.................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
LAMPIRAN (gambar-gambar akibat sinar X)..................................................................................11






iii















BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sinar-X  adalah sejenis radiasi  ion bertenaga besar yang bila terjadi kontak dengan suatu material akan menyebabkan material tersebut kehilangan elektron dan terionisasi. Paparan radiasinya diukur dengan satuan rad atau unit radiasi yang diserap. Satuan lain adalah penghitungan berdasarkan kerusakan biologis akibat paparan radiasinya. bahkan suatu radiasi ber energi  kuat yang tergantung pada dosisnya dapat mengurangi  pembelahan sel  merusak materi genetik. 
Sinar-X atau sinar Rontgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 picometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medikal dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya. Penting untuk diingat, bahwa sinar-X mempengaruhi hanya jaringan tubuh yang mendapat kontak langsung dengan sinarnya. Misalnya rontgen pada tangan tidak menimbulkan pengaruh radiasi ke organ lainnya.
Sinar-X di temukan secara tidak sengaja oleh Wilhelm Conrad Rontgen (1845-1923).Ilmuwan Jerman pada November 1895.Pada waktu itu,Rontgen sedang mempelajari pancaran electron dari tabung katode.Lempeng logam yang letaknya di dekat tabung katode memencarkan sinar flueresens selama electron di alirkan.Oleh sebab itu, Rontgen menyimpulkan bahwa sinar tersebut di sebabkan oleh radiasi dari suatu atom.karena tidak di kenal dalm ilmu,maka Rontgen memberikan nama dengan sebutan SINAR X. Profesor Daniel Mittleman dari Fakultas Teknik Elektrik dan Komputer Rice University bahkan memberi penjelasan detailnya  Sinar-x merupakan bentuk radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, radiasi inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio. Namun dibanding jenis radiasi tersebut, sinar-x lebih enerjik. Foton sinar-x seribu kali lebih enerjik dibanding foton cahaya tampak. Wilhelm Roetngent pertama kali menggambarkan sinar-x di 1895 dalam pencapaian yang membuatnya memperoleh Hadiah Nobel pertama dalam bidang Fisika. Selama Perang Dunia I, sinar-x digunakan untuk keperluan medis. Kebanyakan sinar-x di semesta muncul ketika atom kembali ke kondisi konfigurasinya. Misalnya, jika elektron diambil dari inti atom, atom akan memancarkan foton sinar-x sebagai kesetimbangan. Sumber umum lain sinar-x adalah, proses bremsstrahlung atau ‘radiasi rem’. Sinar-x memancar ketika cahaya enerjik elektron dengan cepat melambat. Dalam mesin medis, cahaya elektron enerjik difokuskan pada satu target yang biasanya berupa potongan tungsten. Ketika elektron melambat, sinar-x bremsstrahlung tercipta. Perangkat semacam ini memproduksi sinar-x melalui kedua mekanisme tersebut secara terus-menerus.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:

1.       Apa yang dimaksud sinar x itu?
2.       Siapa yang menemukan sinar x?
3.       Bagaimana cara menemukan sinar x?
4.       Untuk apa sinar x?
5.       Berapa panjang gelombang sinar x?

1.3 Tujuan

1.       Tujuan umum
Memberikan IPTEK untuk para membaca  tentang bagaimana proses adanya sinar x dan apa saja yang melatar belakanginya serta pembaca mengetahui bagaimana sinar x itu pnting bagi kesehatan. Sehingga para pembaca bisa memamfaatkan sinar x dengan baik dan mewaspadai juga adanya bahaya yang di hasilkan.
2.       Tujun khusus
a.       Memberikan pelajaran khusus untuk petugas kesehatan  dalam menangani penyakit-penyakit yang bisa dilihat oleh sinar x, apalagi dalam melihat janin yang ada di perut ibu.
b.      Makalah ini di buat untuk penambahan nilai mata kuliah FISKES










BAB II
LANDASAN TEORI

Sinar­X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C.
Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung. Crookes di laboratoriumnya di Universitas Wurzburg. Dia mengamati nyala hijau pada tabung yang sebelumnya menarik perhatian Crookes. Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam dengan harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun setelah ditutup ternyata masih ada sesuatu yang dapat lewat. Roentgen menyimpulkan bahwa ada sinar­sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut.
Pada saat Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda,beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat dari barium platino cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan, maka cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar­X. Dalam perkembangan berikutnya, sinar­X dibangkitkan dengan jalan menembaki target logam dengan lektron cepat dalam suatu tabung vakum sinar katoda. Elektron sebagai proyektil dihasilkan dari pemanasanf il ame n yang juga berfungsi sebagai katoda. Elektron dari filamen dipercepat gerakannya menggunakan tegangan listrik berorde 102 ­ 106 Volt. Elektron yang bergerak sangat cepat itu akhirnya ditumbukkan ke target logam bernomor atom tinggi dan suhu lelehnya juga tinggi. Target logam ini sekaligus juga berfungsi sebagai anoda. Ketika elektron berenergi tinggi itu menabrak target logam, maka sinar­X akan terpancar dari permukaan logam tersebut. Pada dasarnya pesawat sinar­X terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar­X, sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua elektrode dalam tabung sinar­X, dan unit pengatur.











BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Proses Terbentuknya Sinar X


Salah satu jenis radiasi yang banyak dimanfaatkan yaitu radiasi sinar­X. Sinar­X yaitu sinar yang memiliki spektrum diantara Sinar UV dan Sinar Gamma. Sinar­X dapat terbentuk apabila partikel bermuatan misalnya elektron oleh pengaruh gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar­X yang tidak lain adalah gelombang elektromagnetik yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar­X bremsstrahlung. Sinar­X yang terbentuk dengan cara demikian mempunyai energi paling tinggi sama dengan energi kinetik partikel bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan.
Andai kata mula­mula ada seberkas elektron bergerak masuk kedalam bahan dengan energi kinetik sama, elektron mungkin saja berinteraksi dengan atom bahan itu pada saat dan tempat yang berbeda­beda. Karena itu berkas elektron selanjutnya biasanya terdiri dari elektron yang memiliki energi kinetik berbeda­beda. Ketika pada suatu saat terjadi perlambatan dan menimbulkan sinar­X, sinar­X yang terjadi umumnya memiliki energi yang berbeda­beda sesuai dengan energi kinetik elektron pada saat terbentuknya sinar­X dan juga bergantung pada arah pancarannya.
energi kinetik elektron pada saat elektron masuk kedalam bahan. Dikatakan berkas sinar­X yang terbentuk melalui proses ini mempunyai spektrum energi nirfarik. Sinar­X dapat juga terbentuk dalam proses perpindahan elektron­elektron atom dari tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah, misalnya dalam proses lanjutan efek fotolistrik. Sinar­X yang terbentuk dengan cara seperti ini mempunyai energi yang sama dengan selisih energi antara kedua tingkat energi yang berkaitan. Karena energi ini khas untuk setiap jenis atom, sinar yang terbentuk dalam proses ini disebut sinar­X karakteristik, kelompok sinar­X demikian mempunyai energi farik. Sinar­X karakteristik yang timbul oleh berpindahnya elektron dari suatu tingkat energi menuju ke lintasan k, disebut sinar­X garis K, sedangkan yang menuju ke lintasan l, dan seterusnya. Sinar­X bremsstrahlung dapat dihasilkan melalui pesawat sinar­X atau pemercepat partikel.
Pada dasarnya pesawat sinar­X terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar­X, sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua elektrode dalam tabung sinar­X, dan unit pengatur. Bagian pesawat sinar­X yang menjadi sumber radiasi adalah tabung sinar­X. Didalam tabung pesawat sinar­X yang biasanya terbuat dari bahan gelas terdapat filamen yang bertindak sebagai katode dan target yang bertindak sebagai anode. Tabung pesawat sinar­X dibuat hampa udara agar elektron yang berasal dari filamen tidak terhalang oleh molekul udara dalam perjalanannya menuju ke anode. Filamen yang di panasi oleh arus listrik bertegangan rendah (If) menjadi sumber elektron. Makin besar arus filamen If, akan makin tinggi suhu filamen dan berakibat makin banyak elektron dibebaskan persatuan waktu.

Elektron yang dibebaskan oleh filamen tertarik ke anode karena adanya beda potensial yang besar atau tegangan tinggi antara katode dan anode yang dicatu oleh unit sumber tegangan tinggi (potensial katode beberapa puluh hingga beberapa ratus kV atau MV lebih rendah dibandingkan potensial anode), elektron ini menabrak bahan target yang umumnya bernomor atom dan bertitik cair tinggi (misalnya tungsten) dan terjadilah proses bremsstrahlung. Khusus pada pemercepat partikel energi tinggi beberapa elektron atau partikel yang dipercepat dapat agak menyimpang dan menabrak dinding sehingga Pesawat Sinar­X menimbulkan bremsstrahlung pada dinding. Beda potensial atau tegangan antara kedua elektrode menentukan energi maksimum sinar­X yang terbentuk, sedangkan fluks sinar­X bergantung pada jumlah elektron persatuan waktu yang sampai ke bidang anode yang terakhir ini disebut arus tabung It yang sudah barang tentu bergantung pada arus filamen It. Namun demikian dalam batas tertentu, tegangan tabung juga dapat mempengaruhi arus tabung. Arus tabung dalam sistem pesawat sinar­X biasanya hanya mempunyai tingkat besaran dalam milliampere (mA), berbeda dengan arus filamen yang besarnya dalam tingkat ampere.Spektrum energi sinar­X pada pesawat sinar­X jenis ortho menunjukkan adanya sinar­X karakteristik. Pesawat sinar­X yang tidak dinyalakan atau tidak diberikan tegangan tinggi tidak memancarkan sinar­X. Dari uraian diatas kita ketahui bahwa bidang target dalam tabung sinar­X itulah sumber radiasi yang sebenarnya, Bidang ini disebut bidang fokus.
Pada proses bremsstrahlung sinar­X mempunyai kemungkinan dipancarkan kesegala arah. Namun demikian bagian dalam tabung atau di sekitar tabung, misalnya logam penghantar anode gelas tabung dan juga rumah tabung yang biasanya terbuat dari logam berat menyerap sebagian besar sinar­X yang dipancarkan sehingga sinar­X yang keluar dari rumah tabung, kecuali yang mengarah ke jendela tabung sudah sangat sedikit. Sinar­X yang dimanfaatkan adalah berkas yang mengarah ke jendela bagian yang tipis dari tabung. Pesawat sinar­X energi tinggi (s/d tingkat MV) biasanya lebih dikenal dengan nama pemercepat partikel. Dalam pesawat ini percepatan elektron dilaksanakan bertingkat­tingkat sehingga pada waktu mencapai target mempunyai energi sangat tinggi, misalnya ada yang sampai setinggi 20 MV atau lebih. Energi sinar­X yang dipancarkan sudah tentu juga sangat tinggi. Sinar­X yang dipancarkan dari pesawat pemercepat partikel memiliki energi yang lebih seragam dibandingkan dengan yang dipancarkan melalui pesawat sinar­X energi rendah. Sasaran pada pesawat pemercepat partikel biasanya sangat tipis, karena ketika mencapai target elektron mempunyai energi yang sama, energi sinar­X yang dipancarkan juga hampir sama. Selain itu arah berkas sinar­X hampir seluruhnya kedepan.
Sinar­X bisa dihasilkan oleh seperangkat alat yang desebut pesawat sinar X. Pesawat sinar X banyak digunakan di bidang kesehatan untuk keperluan diagnostik dan terapi dan di bidang industri, antara lain untuk radiografi. Sinar­X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm Conrad Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung Crookes di laboratoriumnya diUniversitas Wurzburg. Dia mengamati nyala hijau pada tabung yang sebelumnya menarik perhatian Crookes. Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam dengan harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun setelah ditutup ternyata masih ada sesuatu yang dapat lewat. Roentgen menyimpulkan bahwa ada sinar­sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut. Pada saat Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda, beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat daribar iumplatino cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan, makacahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar­X.

Namun untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan ini maka seringkali sinar­X itu dinamai juga sinar Roentgen. Nyala hijau yang terlihat oleh Crookes dan Roentgen akhirnya diketahui bahwa sinar tersebut tak lain adalah gelombang cahaya yang dipancarkan oleh dinding kaca pada tabung sewaktu elektron menabrak dinding itu, sebagai akibat terjadinya pelucutan listrik melalui gas yang masih tersisa di dalam tabung. Pada saat yang bersamaan elektron itu merangsang atom pada kaca untuk mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya sangat pendek dalam bentuk sinar­X. Sejak saat itu para ahli fisika telah mengetahui bahwa sinar­X dapat dihasilkan bila elektron dengan kecepatan yang sangat tinggi menabrak atom.
Tergiur oleh penemuannya yang tidak sengaja itu, Roentgen memusatkan perhatiannya pada penyelidikan sinar­X. Dari penyelidikan itu beliau mendapatkan bahwa sinar­X dapat memendarkan berbagai jenis bahan kimia. Sinar­X juga dapat menembus berbagai materi yang tidak dapat ditembus oleh sinar tampak biasa yang sudah dikenal pada saat itu. Di samping itu, Roentgen juga bisa melihat bayangan tulang tangannya pada layar yang berpendar dengan cara menempatkan tangannya di antara tabung sinar katoda dan layar.
Dari hasil penyelidikan berikutnya diketahui bahwa sinar­X ini merambat menempuh perjalanan lurus dan tidak dibelokkan baik oleh medan listrik maupun medan magnet. Atas jasa­jasa Roentgen dalam menemukan dan mempelajari sinar­X ini, maka pada tahun 1901 beliau dianugerahi Hadiah Nobel Bidang Fisika yang untuk pertama kalinya diberikan dalam bidang ini. Penemuan Sinar­X ternyata mampu mengantarkan ke arah terjadinya perubahan mendasar dalam bidang kedokteran. Dalam kegiatan medik, Sinar­X dapat dimanfaatkan untuk diagnosa maupun terapi. Untuk tujuan medik, tubuh manusia yang pada prinsipnya dapat dibedakan baik secara anatomi maupun fisiologi, pada mulanya merupakan obyek yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh mata. Namun dengan ditemukannya sinar­X, tubuh manusia ternyata dapat diubah menjadi obyek yang transparan. Sinar­X mampu membedakan kerapatan dari berbagai jaringan dalam tubuh manusia yang dilewatinya. Dengan penemuan sinar­X ini, informasi mengenai tubuh manusia menjadi mudah diperoleh tanpa perlu melakukan operasi bedah. Masyarakat mulai percaya pada kemampuan sinar­X ketika Roentgen mempertontonkan gambar foto telapak tangan dan jari­jari istrinya yang memakai cincin yang dibuat menggunakan sinar­X.

Proses pembuatan gambar anatomi tubuh manusia dengan sinar­X dapat dilakukan pada permukaan film fotografi. Gambar terbentuk karena adanya perbedaan intensitas sinar­ X yang mengenai permukaan film setelah terjadinya penyerapan sebagian sinar­X oleh bagain tubuh manusia. Daya serap tubuh terhadap sinar­X sangat bergantung pada kandungan unsur­unsur yang ada di dalam organ. Tulang manusia yang didominasi oleh unsur Ca mempunyai kemampuan menyerap yang tinggi terhadap sinar­X. Karena penyerapan itu maka sinar­X yang melewati tulang akan memberikan bayangan gambar pada film yang berbeda dibandingkan bayangan gambar dari organ tubuh yang hanya berisi udara seperti paru­paru, atau air seperti jaringan lunak pada umumnya.
3.2 Perangkat Pesawat Sinar­X
3.2.1 Tegangan Line
Tegangan line adalah tegangan atau catu daya yang mensupply suatu alat/pesawat agar alat tsb dapat berfungsi. Tegangan Line dapat berupa tegangan AC maupun DC. Tegangan Line AC pada umunya diperoleh dari tegangan PLN.
3.2.2 Line Voltage Compensator
Line Voltage Compensator (LVC) sering disebut juga Line Selector. LVC ini berada pada rangkaian awal dari power supply sebuah pesawat rontgen. Tujuan LVC ini adalah mengatur agar tegangan yang masuk ke pesawat Rontgen sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh pesawat itu sendiri. Kadang tegangan supply yang dari PLN nilainya dapat kurang atau lebih dari standar, maka LVC ini mengaturnya agar sesuai yang akan dikomsumsi pesawat tsb. Line Selector pada umumnya diatur secara manual oleh operatornya.
3.2.3 Auto Trafo (Automatic Transformer)
Auto trafo bentuknya hampir sama dengan biasa, namun pada trafo ini jarang dijumpai adanya lilitan primer maupun sekundernya yang terpisah, lilitannya hanya lilitan tunggal yang terlilit pada inti besi, namun terdapat beberapa terminal pengaturan tegangan output.
3.2.4 Transformator
Transformtor biasanya orang menyingkatnya dengan kata trafo, gunannya adalah untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC. Pada hakekatnya trafo terdiri dari teras atau lempengan besi lunak yang disusun rapat, lilitan primer dan lilitan sekunder. Lilitan primer adalah gulungan /lilitan kawat tembaga yang dialiri arus / tegangan yang masuk (input), sedangkan lilitan sekunder adalah gulungan kawat tembaga yang mempunyai tegangan output setelah inputnya diberi tegangan. Kenaikkan/penurunan tegangan output sebanding dengan perbandingan jumlah lilitan pada primer maupn sekunder.
3.2.5 Tabung sinar x
Jenis tabung sinar x dibedakan 2 jenis yaitu : Tabung rontgen dengan anoda putar (Rotating anode) dan tabung rontgen dengan anoda diam (Stationary anode). Beberapa bagian yang terdapat pada tabung rontgen antara lain : Katoda, Anoda, Rotor (berada diluar insert tube), Stator, Target (piring anoda terbuat dari wolfram), Tangkai Molybdenum, rumah tabung (tube housing), expansion diaphragma, tombol pengaman (safety switch), tube windows

3.2  Sinar X dalam bidang kesehatan (bidan)
               
Bayi dalam perut ibu adalah sensitif terhadap sinar X karena bayi tersebut sedang mengalami pembelahan sel-sel secara cepat untuk menjadi jaringan dan organ yang bermacam-macam.Tergantung pada tingkat paparannya, sinar X yang dipaparkan kepada wanita hamil dapat berpotensi menimbulkan keguguran, atau cacat janin, termasuk malformasi, pertumbuhan terlambat, terbentuk kanker pada usia dewasanya, atau kelainan lainnya. Komisi pengaturan nuklir memberikan gambaran radiasi 2-6 pada janin akan meningkatkan resiko terbentuknya sel kanker. Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara paparan 5 – 10 rad pada wanita hamil dan cacat bawaan. Berikut adalah tabel yang merangkum efek sinar-X terhadap janin dalam rahim.
Sebuah penelitian di Inggris memperkirakan jumlah paparan sinar X pada janin setelah ibunya mengalami pemeriksaan rontgen sebelum menyadari bahwa mereka dalam keadaan hamil. Hasil pemeriksaannya cukup menggembirakan, bahwa janin hanya terpapar 0.5 – 1.5 rad setelah pemeriksaan rontgen perut atau punggung bawah ibu, sementara bagian tubuh ibu yang jauh menerima paparan 10-100x lebih rendah. Komisi pengaturan nuklir membatasi satuan 2 rads sebagai ambang radiasi yang mungkin menyebabkan kerusakan janin. Masalah, seperti pneumonia atau apendiksitis, dapat terjadi pada wanita hamil dan memerlukan sinar X untuk diagnosis yang memadai dan pengobatan. Diskusikan kebutuhan sinar X dengan dokter anda. Merupakan tanggung jawab anda untuk memberitahu dokter anda dan orang lain yang terlibat dalam perawatan kesehatan anda bahwa anda hamil atau mungkin hamil sebelum anda menjalani tes kesehatan. Akan lebih mudah menanyakan mengenai keamanan dan risiko sebelum tes dilakukan.

Karena sinar x mempunyai sifat-sifat berikut ini:

1.       Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
2.       Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan  kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi. Meskipun pelat  dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.
3.       Sinar-X dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap oleh  timbal setebal 1,5 mm.
4.       Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X.
5.       Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto tulang  tersebut pada pelat fotografi.Skema peralatan ditampilkan pada Gambar 2. Foto tulang  tangan yang diambil pada saat itu ditampilkan pada Gambar 3. Pada akhir halaman
6.       Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan yang  tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X berbeda  dengan sinar katoda).


Maka dari itu Jika anda menjalani tes sinar X atau serangkaian sinar X, lalu mengetahui bahwa anda hamil, tanyakan pada dokter anda mengenai kemungkinan risikonya terhadap bayi anda. Dokter anda akan memberikan saran pada anda.




BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
        Sinar-X  adalah sejenis radiasi  ion bertenaga besar yan Sinar­X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung bila terjadi kontak dengan suatu material akan menyebabkan material tersebut kehilangan elektron dan terionisasi. Paparan radiasinya diukur dengan satuan rad atau unit radiasi yang diserap.
Nyala hijau yang terlihat oleh Crookes dan Roentgen akhirnya diketahui bahwa sinar tersebut tak lain adalah gelombang cahaya yang dipancarkan oleh dinding kaca pada tabung sewaktu elektron menabrak dinding itu, sebagai akibat terjadinya pelucutan listrik melalui gas yang masih tersisa di dalam tabung. Pada saat yang bersamaan elektron itu merangsang atom pada kaca untuk mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya sangat pendek dalam bentuk sinar­X. Sejak saat itu para ahli fisika telah mengetahui bahwa sinar­X dapat dihasilkan bila elektron dengan kecepatan yang sangat tinggi menabrak atom. panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 picometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medikal dan Kristalografi sinar-X.
4.2 Saran
        Menggunakan sinar X dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diingginkan. Karene sinar x merupakan sinar yang bisa membuat fatal siapa saja, apalagi para petugas kesehatan yang membutuhkan sinar itu.




DAFTAR PUSTAKA
Hptt//:www.google.com/ scribd.com/scrib
www.google schrome.com/sinar X untuk kesehatan. Blogger.com
Guruh.Bambang.handout.sinar X























LAMPIRAN
(kumpulan gambar-gambar akibat sinar X)
Gmb. 1







Gmb. 2









Gmb. 3













Gmb. 4



Gmb. 5



Gmb. 6





Wilhelm C.Roentgen pada tanggal 8 November 1895.
Gmb. 7




Gmb. 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar